RAHASIA KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB YANG BISA MENJADI TELADAN BAGI SANTRI DALAM BELAJAR
Sayyidina Ali Ra, dikenal dengan kecerdasanya yang luar biasa, Rasulullah Saw pernah bersabda "aku adalah pintunya ilmu, dan Ali adalah kuncinya", hal ini menggambarkan bahwa Sayyidina Ali adalah orang yang cerdas dan berpengatahuan luas.
kecerdasan Sayyidina Ali tidak didapatkan begitu saja, terdapat rahasia yang menjadikanya memiliki kecerdasan yang luar biasa, berikut rahasia kecerdasan Sayyidina Ali yang dikutip dari buku Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib Si Super Genius yang bisa dijadikan teladan bagi santri atau orang-orang yang sedang menimba ilmu:
Belajar secara langsung dari Rasulullah Saw
kecerdasan Sayyidina Ali Ra. yang sangat berpengaruh adalah belajar secara langsung dari Rasulullah Saw. Sejak usia 6 tahun, ia telah menjadi anak angkat dan tinggal bersama Rasulullah Saw.
Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa sejak usia muda, Sayyidina Ali Ra. telah menerima bimbingan dan pendidikan langsung dari Rasulullah Saw. Selain itu, dengan tinggal bersama Rasulullah Saw, ia juga secara otomatis dapat mengamati dan mempelajari segala hal yang berkaitan dengan Rasulullah Saw dan keluarganya, baik dari segi perilaku maupun perkataan.
Pendidikan yang diterima dari Rasulullah Saw. telah membentuk Ali sehingga dalam berbicara dan bertindak, dia menunjukkan kesamaan dengan Rasulullah Saw. Ali terampil dalam menyusun kata-kata seperti yang dilakukan oleh Nabi.
Dalam hal tindakan, Ali secara konsisten meneladani perilaku Rasulullah Saw. Kepeduliannya terhadap Rasulullah Saw begitu besar sehingga walaupun usianya masih sekitar 10 tahun, dia memiliki keberanian untuk menyatakan masuk Islam dan membantu dalam penyebaran agama Islam.
Zaman sekarang, kita tidak bisa bertemu langsung dengan Rasulullah Saw, akan tetapi Rasulullah Saw pernah menyampaikan "alulama warasatul anbiya" ulama adalah pewaris Nabi. Ulama bisa dikatakan orang yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam serta bersanad yang senantiasa memberikan pembelajaran kepada orang lain.
Kyai di Pondok Pesantren senantiasa memberikan pembelajaran setiap harinya, baik menyampaikan ilmu pengetahuan melalui pengajian maupun memberikan suri tauladan secara langsung. Seorang santri bisa belajar langsung dengannya.
Belajar dengan sungguh-sungguh
Rahasia kecerdasan luar biasa lainya dari Sayyidina Ali adalah kesungguhan dalam proses belajar, atau dedikasi yang tinggi dalam menimba ilmu. Dengan sungguh-sungguh dalam belajar, ia berhasil mencapai tingkat kecerdasan yang luar biasa.
Kesungguhan Sayyidina Ali dalam belajar terlihat jelas saat ia berada di bawah bimbingan Rasulullah Saw, di mana ia sering memperhatikan tindakan Rasulullah Saw dan memikirkannya secara mendalam.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa ia merasa telah menemukan pancaran cahaya wahyu dari Rasulullah Saw. Kesimpulan ini hanya dapat dicapai melalui pengamatan yang sungguh-sungguh terhadap Rasulullah Saw.
Seseorang yang cerdas memiliki kemudahan dalam meraih ilmu pengetahuan. Namun, ilmu pengetahuan tersebut tidak akan menjadi pengetahuan yang mendalam tanpa diiringi dengan kesungguhan yang kuat untuk mempelajarinya. Sehingga banyak pengetahuan yang diperoleh menjadi sia-sia dan hilang karena kurangnya keinginan dan ketekunan dalam mempelajarinya.
Pemikiran keagamaan muncul dalam diri Sayyidina Ali karena ia bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama yang diberikan oleh guru dan sahabatnya, Rasulullah Saw. Sehingga, kemudian Imam Nawawi pernah mengatakan bahwa tidak ada orang yang mengungguli keluasan dan kedalam ilmu agama yang dimiliki Sayyidina Ali Ra.
Dalam hal ini, seorang Santri jika ingin memiliki kecerdasan yang luar biasa harus belajar dengan sungguh-sungguh, seperti halnya Sayyidina Ali yang belajar dengan sungguh-sungguh dengan Rasulullah Saw, Santri juga harus bersungguh-sungguh dalam menerima pembelajaran dari guru dan mencontoh apa yang telah dicontohkan oleh guru atau kyai.
Mempelajari sesuatu hingga sangat paham
Sayyidina Ali tidak akan berhenti saat mempelajari suatu ilmu sebelum ia benar-benar paham dengan apa yang ia pelajari. Hal ini tersirat dari kata-katanya berikut:
"Saya melihat kepada diri saya dan mendapatkan bahwa ketaatan saya mendahului baiat saya."
Hal ini dapat dimaknai bahwa sebelum ia benar-benar paham dalam ketaatanya, ia tidak melakukan baiat kepada Rasulullah Saw.
Dengan demikian, jelas bahwa dalam memahami informasi yang datang dari Rasulullah Saw (Islam), Sayyidina Ali tidak menerima begitu saja, tetapi ia pertimbangkan dengan cermat.
Oleh karena itu, ia tidak hanya menjadi periwayat ilmu dari Rasulullah Saw, tetapi juga memahaminya melalui pikirannya sendiri. Hal ini meningkatkan keyakinan Sayyidina Ali terhadap baiatnya, di mana ia tidak hanya berkomitmen tetapi juga memahami dengan benar.
Sayyidina Ali selalu memberi nasihat kepada orang-orang yang sedang berusaha mencari ilmu agar tidak berhenti begitu saja sebelum benar-benar memahami isi ilmu yang dipelajari.
Karena menurut Sayyidina Ali orang yang memiliki pemahaman terhadap suatu ilmu sampai mendalam akan mendatangkan ilmu-ilmu yang lain sehingga pengetahuanya akan semakin lengkap dan kecerdasanya semakin meluas.
Oleh karena itu, jika ingin menjadi santri yang cerdas harus memahami dengan baik pembelajaran dan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh gurunya sampai benar-benar paham.
Banyak cara yang bisa dilakukan, diantaranya menyimak dengan baik apa yang disampaikan guru, mengulas kembali pengajiannya (nderes), atau mendiskusinya jika belum paham hingga benar-benar paham.
Belajar sambil Berdoa
Rahasia Kecerdasan Sayyidina Ali yang seterusnya adalah belajar sambil berdoa atau berusaha sambil berdoa. Baginya, doa merupakan kunci rahmat. Artinya, pintu rahmat dari Allah Swt akan terbuka melalui doa.
Dan pada umumnya, rahmat apapun bentuknya, baik berupa kesuksesan, kejayaan, ketenangan, kebahagiaan, dan lain-lain semuanya dapat dibuka melalui doa.
karena itu, Allah Swt sebagai pembuat pintu rahmat juga telah menyediakan kunci bagi orang-orang yang membutuhkan rahmat. Masing-masing orang yang membutuhkan dapat memegang kunci itu. Telah dikatakan, kuncinya adalah doa.
Kyai atau Ulama di Pondok Pesantren tidak hanya memberikan pengajaran berupa ilmu pengetahuan, tetapi juga mendo'akan santri-santrinya, bahkan memberikan do'a-do'a yang bisa diamalkan oleh santri-santrinya, tinggal bagaimana santri tersebut bersungguh-sungguh dan istiqomah dalam mengamalkanya atau tidak.
Mencintai ilmu dan mengamalkanya
Mencintai ilmu adalah salah satu syarat yang untuk menjadi cerdas. Sayyidina Ali sangat mencintai ilmu dan inilah rahasia yang menjadikanya memiliki kecerdasan luar biasa. kecintaan terhadap ilmu dibuktikan oleh Sayyidina Ali dengan tindakanya yang mempelajari ilmu, menuliskan ilmu, dan menyebarkanya kepada orang lain.
Sebagaimana diketahui bahwa segala sesuatu ada ilmunya. karena itu, untuk mengetahui segala sesuatu, harus mempelajari ilmunya, Dan, untuk mempelajari ilmu harus memeiliki keinginan untuk mempelajarinya.
Sementara, keinginan hanya akan tumbuh ketika memiliki cinta terhadap ilmu. Logikanya, orang yang hanya memiliki keinginan tetapi tidak memiliki cinta akan sulit untuk merealisasikan keinginanya. Kemungkinan besar keinginanya akan dilupakan.
Sayyidina Ali mencintai ilmu karena ilmu bermanfaat baginya. Ia sangat mengetahui manfaat ilmu. Karena itu, ia mengatakan, "ilmu adalah sebaik-baik perbendaharaan yang paling indah. Ia ringan dibawa namun besar manfaatnya. Di tengah-tengah orang banyak ia indah, sedangkan dalam kesendirian ia menghibur". Artinya, dalam kondisi apapun, orang yang berilmu akan dapat merasakan pertolongan dari ilmunya.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Seseorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkanya, sama saja dengan orang yang tidak memiliki ilmu. Bahkan, ilmunya akan menjadi beban bagi orang yang tidak mengamalkanya.
Menurut Sayyidina Ali, ilmu yang tidak diamalkan cenderung akan meninggalkan pemiliknya. kalau harta tidak bermanfaat mungkin tidak akan lari dari pemiliknya. tetapi, kalau ilmu yang ilmu yang tidak diamalkkan, ia akan lari dari pemiliknya.
Sayyidina Ali berkata, "ilmu berhubungan dengan amal. Ilmu memanggil amal, jika ia (amal) menyambut panggilanya, bila tidak menyambutnya, ia akan berpindah darinya.
terakhir, jika ingin menjadi Santri yang memiliki kecerdasan dan berilmu pengatahuan yang mendalam seperti sayyidina Ali, cintailah ilmu kemudian ikat ilmu tersebut dengan mengamalkanya, di Pondok Pesantren setiap harinya dipenuhi dengan Ilmu Pengetahuan agar santri terbiasa sehingga mencintai ilmu tersebut.
itulah beberapa rahasia yang menjadikan Sayyidina Ali memiliki kecerdasan luar biasa, semoga orang-orang yang sedang menimba ilmu dapat mencontohnya sehingga dalam menuntut ilmu diberikan hasil dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta memberi kemanfaatan bagi orang lain.
Tulisan Lainnya
Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Huda Doglo Boyolali
Pondok Pesantren merupakan suatu lingkungan yang menjadi pusat komunitas santri dalam menjalankan kehidupan sosial dengan bakti sosial kemasyarakatan, keagamaan dan keilmuan. Semua it
BERKAT RAHMAT ALLAH INDONESIA MERDEKA
Kemerdakan merupakan sebuah hal besar yang ada dengan diusahakan dan diperjuangkan dengan ijtihad serta jihad para pejuang bangsa yang hal itu tidak dapat diraih hannya dengan sebuah pe
MAKNA HIDUP DALAM KESEJATIAN
Lentera Hati Dalam proses mengenali diri sendiri, tentu perlulah sebuah proses panjang, jatuh bangun, dimana kita mampu mengolah dan mengelola segala yang ada pada diri sendiri. Sudah